Redaksi69 – Furqan AMC selaku Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyoroti kasus pemecatan Muhammad Sabil Fadhillah (34), guru SMK Telkom Cirebon, karena mengkritik Ridwan Kamil di media sosial. Muhammad Sabil dipecat dari jabatan mengajar karena mengkritik gubernur Jawa Barat.
“Kalau ada yang tidak beres dengan guru yang bersangkutan, cukup dikembangkan saja, jangan dimusnahkan,” kata Furqan AMC dalam keterangannya, Rabu (15/3/2023).
Furqan mengatakan, membunuh kritikus, baik membunuh nyawa maupun karir kritikus, adalah cara otoriter rezim Orde Baru. Cara seperti itu, menurut Furqan, tidak boleh terulang di era kebebasan berbicara dan berekspresi ini, ucap Furqan.
“Makanya kita perlu waspada, jangan sampai masa kelam ini terulang kembali. Setiap warga negara, terutama pemimpin seperti Kang Emil, harus mengambil jarak tegas dari orde baru,” ujar Furqan.
Furqan bersyukur Ridwan Kamil mengklarifikasi bahwa pemberhentian guru SMK di Cirebon itu dilakukan Yayasan tanpa sepengetahuannya. Bukan berdasarkan keinginan atau permintaan Ridwan Kamil, tambah Furqan.
Furqan juga mengimbau kepada yayasan dan kepala sekolah tempat Muhammad Sabil mengajar, untuk mengutamakan dialog dalam hal ini, tutup Furqan.
Sebelumnya, publik sempat dihebohkan dengan kabar seorang guru SMK Telkom Cirebon, Jawa Barat, yang dipecat karena mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Sabil mengkritisi unggahan orang nomor satu di Jabar yang baru saja bergabung dengan Partai Golkar itu mengenakan jaket kuning saat berbincang online dengan beberapa siswa SMP di Tasikmalaya.
Sabil menulis komentar di halaman komentar akun Instagram Ridwan Kamil sebagai berikut, “Dalam zoom ini, apakah Anda akan menjadi gubernur, kader partai, atau Ridwan Kamil secara pribadi?” (Dalam zoom ini, apakah Anda saat ini gubernur, kader partai, atau Ridwan Kamil secara pribadi?
Ridwan Kamil membalas komentar tersebut dengan, “Menurut Maneh Kumaha?”.
Dalam konten yang diunggah pada 14 Maret 2023 pukul 10.00 WIB itu, Ridwan Kamil mengapresiasi aksi beberapa mahasiswa yang membeli sepatu bersama teman sekelasnya.
Komentar Sabil kemudian viral dan mendapat tanggapan berantai dari netizen. Akun media sosial Sabil diserang netizen.
Pengakuan Seorang Guru di Cirebon yang Dipecat Dari Sekolah Karena Kritik Ridwan Kamil

Muhammad Sabil Fadhillah mengaku saat ini tidak lagi berprofesi sebagai guru di SMK Telkom Cirebon akibat kritikannya di kolom komentar akun Gubernur Ridwan Kamil, Selasa 14 Maret 2023.
Ditemui wartawan di Cirebon, dia mengaku sempat mengkritisi kolom komentar Ridwan Kamil. Kritikan ini kemudian menuai reaksi netizen hingga akhirnya Muhammad Sabil dipecat.
“Saya baru diberi surat hari ini setelah membacakan surat pemecatan saya per kemarin Selasa 14 Maret 2023. Awalnya tidak dijelaskan pemecatan karena faktor apa, tapi setelah saya tegaskan memang benar karena komentar saya di Postingan Ridwan Kamil,” kata Sabil kepada wartawan. di Cirebon, Rabu (15/3/2203).
Sabil menjelaskan, komentar yang dilontarkan pada postingan Ridwan Kamil itu bukan tanpa alasan. Saat itu, Ridwan Kamil sedang mengadakan pertemuan virtual dengan pihak sekolah di Tasikmalaya.
Dalam sesi virtual meeting, Ridwan Kamil mengenakan jas berwarna kuning. Gugatan tersebut dianggap sebagai representasi pihak terhadap lingkungan pendidikan.
“Padahal Pak Ridwan Kamil itu pakai baju, seharusnya jaket kuningnya dilepas dulu. Apalagi sekarang situasi politik sudah masuk dan dia setahu saya pindah ke Partai Golkar,” ujarnya.
Ia mengakui ada adab yang dianggap kurang sopan saat berkomentar dengan menulis kata ‘Maneh’. Sabil menjelaskan penggunaan kata maneh karena menganggap Ridwan Kamil sebagai sosok yang dikenal supel.
Sosok Ridwan Kamil, kata dia, dikenal sebagai sosok yang cepat akrab dengan pengikut. Ridwan Kamil juga kerap membalas komentar netizen.
“Saya juga sudah ketemu sejak jadi walikota Bandung dan dia orangnya baik, supel, cepat ramah. Hanya saja di komentar saya berefek buruk sehingga netizen menanggapi saya dengan kata-kata kasar,” ujarnya.
Ia mengaku tak menyangka komentarnya itu menjadi viral dan berujung pada pemecatan. Katanya komentarnya disematkan akun Ridwan Kamil hingga satu jam kemudian ramai dan masuk top comment.
Klarifikasi Ridwan Kamil Terkait Pemecatan Guru Di Cirebon

Gubernur Ridwan Kamil mengklarifikasi kabar terkait seorang guru di Cirebon yang dipecat dari sekolah karena mengkritiknya. Dia mengaku kaget dengan pemecatan guru Cirebon itu.
“Menanggapi kabar seorang guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, itu mengejutkan saya juga,” kata Ridwan Kamil dikutip dari akun IG-nya, Rabu (15/3/2023).
Dalam klarifikasinya, Ridwan Kamil menegaskan bahwa dirinya bukan anti kritik. Dia telah menerima banyak kritik baik dengan sopan maupun kasar. Dan semua masukan dia tanggapi dengan santai.
“Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik meski kadang disampaikan dengan cara yang kasar. Ribuan kritik telah diterima, dan saya selalu menanggapinya dengan santai dan santai. Kadang saya menanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang saya hanya membalas dengan lelucon,” katanya.
Kang Emil, begitu sapaan akrabnya, menduga pihak sekolah melakukan pemecatan guru tersebut untuk menjaga nama baik lembaga pendidikannya. Apalagi kritik guru disampaikan dengan cara yang tidak etis.
“Mungkin karena yang memposting postingan yang melecehkan itu adalah seorang guru, yang postingannya bisa dilihat/ditiru oleh siswanya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik lembaga mengambil tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,” ujarnya.
“Oleh karena itu, setelah berita itu sampai, saya sudah menghubungi pihak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan hanya bisa dinasehati dan diingatkan, tidak perlu diberhentikan,” imbuhnya.
Kang Emil mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. Semua pihak harus memberikan edukasi penggunaan media sosial yang tepat, agar generasi Indonesia dapat hidup dalam peradaban yang lebih mulia.
“Apapun itu, di era media sosial tanpa sensor ini, sudah menjadi tugas kita sebagai orang tua, guru dan pemimpin untuk terus saling menasehati dalam kebaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedia sosial. Agar anak cucu kita bisa hidup di peradaban yang lebih mulia,” kata Ridwan Kamil.
Sumber: Liputan6