Redaksi69 – Kesadaran memiliki dana pensiun rendah membuat Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menilai Indonesia akan memiliki tantangan besar dalam menghadapi era populasi menua.
Dia mengatakan, industri asuransi dan dana pensiun Indonesia masih kurang berkembang dibandingkan perbankan dan sektor finansial lainnya.
Aset industri asuransi baru mencapai 8,5 persen dari GDP Indonesia, sementara aset dana pensiun hanya 2,7 persen dari GDP di 2020. Hal ini menjadi masalah serius karena Indonesia akan menghadapi banyaknya populasi mendua dalam beberapa dekade mendatang.
Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi akan terjadi peningkatan persentase penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2045. Artinya, 19,90 persen dari total penduduk Indonesia akan lanjut usia atau lanjut usia.
Sementara itu, data Bappenas memprediksi jumlah lansia pada tahun 2045 sekitar 61,4 juta jiwa atau sekitar 20-25 persen dari total jumlah penduduk. Artinya, satu dari lima penduduk Indonesia adalah lansia.
Sedangkan definisi lanjut usia menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marya Yenita Sitohang menyatakan ada beberapa aspek yang harus disiapkan oleh masyarakat Indonesia terkait fenomena ini.
Salah satunya adalah dalam hal keuangan untuk lansia. Menurut Marya, sebenarnya pemerintah pusat sudah memiliki beberapa kebijakan untuk mendukung lansia di masa mendatang. Misalnya asuransi untuk lansia dari BPJS Ketenagakerjaan hingga kesehatan.
“Saat pemerintah menaikkan aturan untuk bisa menarik diri di usia 56 tahun, ada protes dari buruh, aturan itu dibatalkan. Maka dari fenomena ini, kesadaran masyarakat Indonesia mengenai dana pensiun cukup rendah,” kata Marya.
Karena itu, dia meminta pemerintah pusat mendorong generasi calon lansia untuk meningkatkan kesadaran kepemilikan dana pensiun. Kemudian pemerintah juga diminta untuk menyiapkan sistem yang lebih baik di semua sektor. Tidak hanya untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri.
Selanjutnya, untuk aspek kesehatan, Marya mengimbau masyarakat usia produktif untuk mulai menerapkan pola hidup sehat. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa saat terjadi penuaan alami, sistem tubuh manusia juga ikut menurun.
“Mulai dari olahraga teratur, memenuhi nutrisi yang cukup. Manajemen stres yang baik, pemeriksaan rutin membantu kita mempersiapkan kesehatan fisik dan mental saat tua nanti,” ungkapnya.
Portugal saat ini memiliki 182 orang lansia (berusia 65 tahun ke atas), dengan perbandingan setiap 100 orang muda (berusia 14 tahun ke atas) menjadikannya negara dengan penuaan tercepat di Uni Eropa (UE).
Dalam tiga dekade terakhir, populasi lansia di negara itu meningkat tiga kali lipat, menurut penelitian dan berdasarkan data dari Institut Statistik Nasional Portugis (INE) dan diterbitkan oleh surat kabar Publico. Pada tahun 1990, Portugal mendaftarkan 66 lansia untuk perbandingan 100 pemuda.
Portugal mencatat tingkat penuaan tahunan sebesar 3,6 persen, lebih tinggi dari semua negara Uni Eropa, catat studi tersebut.
Menurut Jorge Malheiros, peneliti di Pusat Studi Geografis di Institut Geografi dan Perencanaan Tata Ruang di Universitas Lisbon, percepatan pertumbuhan tingkat penuaan di Portugal adalah akibat dari kepergian kaum muda dari negara tersebut, serta jumlah pensiunan asing.
“Ini tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang dramatis,” kata pakar migrasi dan demografi itu.
Namun dia juga memperingatkan bahwa “masyarakat membutuhkan energi kaum muda.
“Di satu sisi, kita juga harus belajar hidup dengan orang yang lebih tua,” ujarnya.

Fungsi pendengaran, seperti bagian tubuh lainnya, mengalami transformasi seiring bertambahnya usia. Terutama orang yang berusia di atas 60 tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan banyak dari mereka yang mengalami gangguan pendengaran terkait usia.
Kehilangan pendengaran dapat sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang sehingga sulit untuk memahami apa yang dikatakan orang lain, mendengar telepon, bel pintu, alarm asap, atau menanggapi peringatan.
Dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 Agustus, kita perlu mengetahui penyebab gangguan pendengaran terkait usia dan tips pencegahannya.
Orang cenderung mengalami perubahan yang berbeda dalam kesehatan mental, fisik dan sosial mereka seiring bertambahnya usia. Perubahan fisik yang umum terjadi adalah penyakit telinga yang biasanya mengakibatkan gangguan pendengaran, namun selain usia, faktor genetik, faktor lingkungan, dan keausan juga berperan penting dalam perubahan pada telinga.
Sumber: Liputan6