Yusuf kala

Redaksi69 – Rupiah di tutup? Jangan Goyang ,Indonesia Tidak Kenal dan Kebal Resesi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Senin (7/11/2022). Rupiah ditutup menguat bersama mata uang lain di kawasan Asia. Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda mengakhiri perdagangan dengan penguatan sebesar 0,19 persen atau 30 poin ke Rp15.707,5 per dolar AS. Sampai pukul 15.01 WIB, indeks dolar AS terpantau menguat 0,13 persen atau 0,14 poin, di level 111,01. Di tengah penguatan rupiah, mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Mata uang yen Jepang ditutup melemah 0,44 persen, won Korea Selatan menguat 1,22, yuan China melemah 0,72 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,05 persen.

Rupiah ditutup indonesia tidak kebal Resesi
Rupiah ditutup indonesia tidak kebal Resesi

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) hingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi resesi global pada 2023 mendatang. Benarkah demikian? Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani menilai, Indonesia memang cenderung kuat dalam menghadapi potensi resesi global. “Perkiraan tahun 2023, pertumbuhan ekonomi akan melandai, iya. Kalau resesi, tidak,” kata Ajib kepada Bisnis, Jumat (4/11/2022).

Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky juga menyebut bahwa ekonomi Indonesia relatif cukup kuat dibandingkan kondisi global untuk menghadapi resesi global di 2023. Namun demikian, Riefky memperingatkan untuk waspada terhadap inflasi dalam negeri, lantaran inflasi cukup berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan ongkos produksi.

“Naiknya harga komoditas global dan depresiasi nilai tukar berdampak pada inflasi dalam negeri,” ujarnya.  Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Jusuf Kalla (JK) yakin bahwa resesi global tidak banyak menyentuh Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sebab, dia menilai bahwa perekonomian Indonesia memiliki ketahanan yang kuat dalam menghadapi badai resesi global tahun depan.

“Saya yakin, resesi dunia ini tidak banyak menyentuh Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Memang kita khawatir tapi kita memiliki kesempatan dalam kekhawatiran ini, jangan semua pesimistis,” terangnya. Apalagi, JK, mengutip Bank Dunia memperkirakan, perekonomian Indonesia masih berpotensi tumbuh pada kisaran 5 persen pada 2023, bersama dengan negara ASEAN lainnya seperti Vietnam di kisaran 7,5 persen dan Filipina di kisaran 6,5-7 persen. Dengan proyeksi tersebut, JK optimistis ekonomi Indonesia memiliki peluang yang lebih baik lagi di tengah badai resesi pada 2023.

Nilai ekspor Indonesia melonjak signifikan dan mendorong surplus neraca perdagangan selama 29 bulan beruntun hingga September 2022.  Sebelumnya, JK menegur Menteri Keuangan Sri Mulyani agar tidak menakut-nakuti masyarakat atas situasi ekonomi tahun depan. “Saya bilang ke SMI [Sri Mulyani] jangan kasih takut orang, tahun depan akan kiamat. Saya telepon, jangan gitu. Jangan kasih takut,” kata dia. JK juga mengingatkan Indonesia harus menghadapi semua persoalan yang muncul, tak terkecuali krisis ekonomi, krisis pangan, bahkan krisis energi

Seperti yang sudah dijelaskan dari pihak pemerintah sendiri, resesi 2023 sudah pasti datang. Tapi bukan berarti kita malah takut untuk menyongsong 2023. Harusnya dengan peringatan yang diberikan, kita sebagai masyarakat mulai mencari solusi terbaik agar resesi 2023 tidak terlalu terasa di Indonesia. Salah satunya dengan jangan boros, tapi juga jangan pelit. Daya beli masyarakat harus tetap dijaga agar roda ekonomi Indonesia juga tetap berjalan. Jika daya beli masyarakat dipengaruhi sehingga turun hanya karena ‘takut resesi’, malah resesi ekonomi dunia bakal menghajar kita lebih keras lagi.

Pilihan untuk lebih banyak investasi daripada konsumsi juga tidak 100 persen tepat. Sebenarnya konsumsi sama pentingnya dengan investasi. Kita sebagai pihak yang memiliki penghasilan bulanan, dituntut agar lebih bijak dalam menggunakan uang, tapi bukan berarti jadi foya-foya. Banyaknya konsumsi dalam negeri menjadi salah satu indikator penyelamat ekonomi tanah air.

Resesi ekonomi dunia 2023 sudah pasti datang, tapi jangan mengisi kepala kita dengan rasa takut. Toh, Indonesia juga pernah merasakan resesi pada tahun 2008 dan masih berdiri kokoh sampai saat ini. Jika diibaratkan, kalau kita masih bisa beli nasi padang dengan lauk kesukaan untuk makan siang pada tahun depan, maka masalah ekonomi dunia masih bisa dihadapi bersama.

Sumber : Breakingnews

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *